BERPIKIR
A. Teori Berpikir
Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Memikirkan sesuatu berarti mengarahkan diri pada objek tertentu, menyadari kehadirannya seraya secara aktif menghadirkannya dalam pikiran kemudian mempunyai gagasan atau wawasan tentang suatu objek.
Berpikir juga berarti berjerih payah secara mental untuk memahami sesuatu yang dialami atau mencari jalan keluar dari persoalan yang sedang di hadapi.
Biasanya, kegiatan berpikir dimulai ketika muncul kearaguan dan pertanyyan untuk dijawab atau persoalan atau masalah yang memerlukan pemecahan.
Kegiatan berpikir di rangsang oleh kekaguman dan keheranan, hal tersebut menimbulkan pertanyaan – pertanyaan untuk di jawab.
- Teori - teori para Ahli
Menurut Leaviet, Perbedaan dalam cara berpikir dan memecahkan masalah merupakan hal nyata dan penting. Ini disebabkan oleh faktor pembawaan sejak lahir dan sebagian lagi behunungan dengan kecerdasan seseorang. Namun, jelas bahwa pendidikan sangat mempengaruhi gaya berpikir dan mutu pemikirannya.
Pieget menciptakan teori bahwa cara berpikir logis berkembang secara bertahap, kira – kira pada usia dua tahun dan pada sekitar tujuh tahun. Ia menunjukkan bahwa anak – anak tidak seperti bejana yang menunggu untuk diisi penuh engan pengetahuan. Mereka secara aktif membangun pamahamannya akan dunia dengan cara berinteraksi dengan dunia.
B. Berpikir dan bernalar
Dalam pemakain sehari – hari, kata berpikir sering disamakan dengan bernalar. Akan tetapi, menurut Sudarminta, sesungguhnya berpikir lebih luas dari pada bernalar.
Seperti yang dikemukakan oleh Habermas, selain rasionalitas teknologis, masih ada rasionalitas tindakan komunikatif.
Dalam penalaran rasionalitas yang pertama, pikiran menyibukkan diri dengan penemuan sarana yang paling efektif dan efisien untuk mencapai tujuan.
Adapun penalaran model rasionalitas yang kedua, arahnya adalah upaya saling memahami.
Menurut Sudarminta, Bernalar adalah kegiatan pikiran untuk menarik kesimpulan dari premis – premis yang sebelumnya udah diketahui.
Bernalar bisa dalam bentuk :
a. Induktif
b. Deduktif
c. Abduktif
Sedangkan berpikir adalah pengertian yang luas dan secara menyeluruh, mulai dari penyerapan indrawi,konseptualisasi atau proses pemahaman atas data yang telah diperoleh serta berakhir dengan penegasan putusan.
C. Macam – macam berpikir
Secara garis besar, ada dua macam berpikir :
a. Berpikir Autistik
Ialah proses berpikir yang sangat pribadi menggunakan simbol-simbol dengan makna yang sangat pribadi, contoh nya mimpi,menghaual atau wishful thinking.
b. Berpikir Realisik
Ialah proses berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata.
Menurut Rakhmat (1994;69) ada tiga macam berpikir Realistik :
1. Berpikir Deduktif
Kata deduktif berasal dari deduksi. Maka berpikir deduktif adalah proses berpikir yang bertolak dari proposisi yang sudah ada, menuju proposisi baru yang berbentuk suatu kesimpulan.
2. Berpikir Induktif
Kata Induktif berasal dari induksi. Maka berpikir induksi adalah proses berpikir yang bertolak dari satu atau sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu kesimpulan.
3. Berpikir Evaluatif
Ialah berpikir secara kritis, menilai baik – buruknya, tapat atau tidak nya suatu gagasan.
D. Proses berpikir
Simbol – simbol yang digunakan dalam berpikir pada umumnya berupa kata – kata atau language, karen itu sering dikemukakan bahwa bahasa dan berpikir mempunyai kaitan yang erat. Dengan bahasa manusia dapat menciptakan banyak simbol – simbol yang memungkinkan manusia dapat berpikir dengan sempurna apabila dibandingkan dengan makhluk lain.
Sekalipun bahasa merupakan alat yang cukup ampuh / powerfull dalam proses berpikir, namun bahasa bukan satu – satunya alat yang dapat digunakan dalam proses berpikir, sebab masih ada lagi alat yang lain yaitu bayangan atau gambar / image.
Walaupun berpikir dapat menggunakan image, namun sebagian terbesar dalam berpikir orang menggunakan bahasa atau verbal yaitu berpikir dengan menggunakan simbol – simbol bahasa dengan segala ketentuan – ketentuannya.
Maka sering dikemukakan bila seseorang itu berpikir, orang itu bicara dengan dirinya sendiri.
Dalam resebsi lain disebutkan bahwa, ada tiga langkah dalam proses berpikir yaitu :
1. Pembentukan pengertiaan
Dalam tahap ini ada tiga tahapan yakni :
a. menganalisis ciri - ciri objek dari sejumlah objek yang sejenis
b. membandingkan
c. mengabstraksikan
2. Pembentukan pendapat
Yaitu meletakkan hubungan antara dua atau lebih pengertian.
3. Penarikan kesimpulan atau pembentukan keputusan
Keputusan adalah hasil perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada. Ada 3 macam keputusan, Yaitu :
a. Keputusan induktif
yaitu keputusan yang diambil dari pendapat - pendapat khusus menuju ke satu pendapat umum. Misalnya :
Tembaga di panaskan akan memuai
Perak di panaskan akan memuai
Besi di panaskan akan memuai
Kuningan di panaskan akan memuai Jadi (kesimpulan). Bahwa semua logam kalau dipanaskan akan memuai (Umum)
b. Keputusan Deduktif
Keputusan deduktif ditarik dari hal yang umum ke hal yang khusus , Jadi berlawanan dengan keputusan induktif. Misalnya : Semua logam kalau dipanaskan memuai (umum), tembaga adalah logam. Jadi (kesimpulan) : tembaga kalau dipanaskan memuai Contoh lain : Semua manusia terkena nasib mati, Si Karto adalah manusia Jadi pada suatu hari si Karto akan mati.
c. Keputusan Analogis
Keputusan Analogis adalah Keputusan yang diperoleh dengan jalan membandingkan atau menyesuaikan dengan pendapat-pendapat khusus yang telah ada. Misalnya : Totok anak pandai, naik kelas (Khusus). Jadi (kesimpulan) Si Nunung anak yang pandai itu, tentu naik kelas.
E. Konsep atau pengertian
Konsep atau pengertian merupakan konstruksi simbolik yang menggambarkan ciri atau beberapa ciri umum tentang sesuatu objek atau kejadian.
Konsep atau pengertian merupakan tool yang baik convenient dalam berpikir atau problem solving.
Ada beberapa pengertian atau konsep yaitu :
a. Simple concept.
Merupakan pengertian atau konsep yang dibatasi oleh ciri atau atribut tunggal.
b. Complex concept
Merupakan kebalikan dari simple concept yaitu pengertian atau konsep yang tidak dibatasi oleh ciri atau atribut tunggal.
c. Konjungtif concept
Merupakan pengertian atau konsep yang dibatasi dengan aaya kaitan / joint dua atau lebih sifat atau ciri yang membentuk konsep tersebut.
d. Disjungtif concept
Merupakan konsep yang dibatasi dengan tiap ciri atau sifat yang membawa objek dalam kelas dalam konsep.
e. Relational concept
Merupakan konsep atau pengertian yang mempunyai kaitan dengan pengertian yang lain.
F. Cara memperolah konsep atau pengertian
Untuk memperoleh pengertian ada beberapa macam cara,yaitu dengan tidak sengaja dan dengen sengaja. Pengertian yang tidak sengaja di sebut pengertian pengalaman. Pengertian pengalaman ialah pengertian yang di perolah dengan tidak sengaja , di peroleh dengan melalaui pengalaman – pengalam.pengertian yang di peroleh dengan sengaja yaitu usaha dengan sengaja untuk memperoleh pengertian atau konsep yang kadang – kadang di sebut sebagai pengertian ilmiah.prosedur nya melalui beberapa tingkatan yaitu:
Tingkat analisis yaitu tingkat atau taraf orang mengadakan analisis terhadap bermacam-macam gas
Tingkat mengadakan komperasi yaitu tingkat mengkomperasikan sifat- sifat yang di peroleh satu dengan yang lain , di cari sifat-sifat yang umum dan yang khusus.
Tingkat abtraksi yaitu tingkat menyatukan sifat – sifat yang sama dan menyampingkan sifat yang tidak sama
Tingkat menyimpulkan yaitu menarik kesimpulan setelah mengadakan abtraksi dan memberikan pengertian atau konsep bahwa “gas itu benda yang selalu memenuhi tempatnya”.
G. Problem solving
Secara umum dapat di kemukakan problem itu timbul apabila ada perbedaan antara keadaan satu dengan yang lain dalam rangka untuk mencapai tujuan atau juga sering di kemukakan apabila ada kesenjangan antara das sain dan das sollen. Dalam mencari pemecahaan terhadap problem solving itu ada kaidah atau aturan (rules) yang akan membawa seseorang kepada pemecahan masalah tersebut. Aturan ini akan memberikan petunjuk untuk pemecahan masalah.
H. Berpikir Kreatif
Seperti telah dipaparkan di depan dalam problem solving seseorang atau organism mencari pemecahan terhadap masalah yang dihadapi. Namun dalam masalah berpikir orang akan dapat menemukan sesuatu yang baru, yang sebelumnya mungkin belum terdapat. Hal ini dapat dijumpai, misalnya dalam diri seseorang menulis ceritera, ataupun pada seseorang ilmuwan, ataupun pada bidang-bidang lain. Ini yang sering berkaitan dengan berpikir kreatif (creative thinking). Dengan berpikir kreatif orang menciptakan sesuatu yang baru, timbulnya/munculnya hal baru tersebut secara tiba-tiba ini berkaitan dengan insight. Sebenarnya apa yang dipikirkan itu telah berlangsung, namun belum memperoleh sesuatu pemecahan, dan masalah itu tidak hilang sama sekali, tapi terus berlangsung dalam jiwa seseorang, yang pada suatu waktu memperoleh pemecahannya.
I. Tingkatan-tingkatan dalam berpikir kreatif
berpikir kreatif ada beberapa tingkatan /stages sampai seseorang memperoleh sesuatu yang baru/pemecahan masalah.
Tingkatan-tingkatan itu adalah:
1. Persiapan (preparation), yaitu tingkatan seseorang memformulasikan masalah, dan mengumpulkan fakta-fakta/materi yang berguna dalam memperoleh pemecahan yang baru. Ada kemungkinan apa yang dipikirkan itu tidak segera memperoleh pemecahannya, tetapi soal itu tidak hilang begitu saja, tapi masih terus berlangsung dalam diri individu yang bersangkutan.hal ini menyagkut fase atau tingkatan ke dua yaitu fase inkubasi.
2. Tingkat ingkubasi, yaitu berlangsungnya masalah tersebut dalam jiwa seseorang ,karena individu tidak segera memperoleh pemecahan masalah.
3. Tingkat pemecahan atau ilumunasi , yaitu tingkat mendapatkan pemecahan masalah , orang mengalami “ aha”,secara tiba-tiba memperoleh pemecahan tersebut .
4 . Tingkat evaluasi yaitu mengecek apakah pemecahan yang di peroleh pada tingkat iluminasi itu cocok atau tidak. Apabila tidak cocok lalu meningkat pada tingkat berikutnya.
5. Tingkat revisi, yaitu mengadankan revisi terrhadap pemechan yang di peroleh nya.
J. Sifat – sifat orang yang berpikir kreatif
Berpikir kreatif itu mempunyai beberapa macam sifat mengenai pribadinya yang merupakan original person, yaitu
1. Memilih phenomena atau keadaan yang kompleks
2. Mempunyai psikodinamika yang kompleks , dan mepsikodinamika yang kompleks , dan mempunyai skope pribadi yang luas.
3. Dalam judgment-nya lebih mandiri.
4. Dominan dan lebih besar pertahanan diri (more self assertive)
5. Menolak suppression sebagi mekanisme control.
K. Hambatan dalam proses berpikir
Seperti telah di paparkan di depan bahwa dalam proses berpikir adanya titik tolak yang dijadikan titik awal dalam berfikir itu. Berfikir bertitik tolak pada masalah yang dihadapi oleh seseorang. Hal-hal yang atau fakta-fakta dapat dijadikan titik tolak dalam pemecahan masalahnya. Dalam proses berpikir tidak selalu berlangsung dengan begitu mudah, sering orang-orang menghadapi hambatan-hambatan dalam proses berpikirnya. Sederhana tidaknya dalam memecahkan masalah tergantung pada mesalah yang dihadapinya. Hambatan – hambatan yang mungkin timbul dalam proses berpikir dapat di sebabkan antara lain karena;
(1) Data yang kurang sempurna,sehingga masih banyak lagi data yang harus di peroleh,
(2) Data yang di ada dalam keadaan confuse , data yang satu berrtentangan dengan data yang lain, sehingga hal ini akan membingungkan dalam proses berpikir.
Kekurangan data dan kekurang jelasnya data akan menjadikan hambatan dalam proses berpikir seseorang,lebih – lebih kalau datanya bertentangan satu dengan yang lain.karena itu ruwet tidaknya sesuatu masalah , lengkap tidaknya data akan dapat membawa akan sulit tidaknya dalam proses
Rabu, 18 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar